Download

Senin, 25 Juni 2012

KEMENANGAN DR. MUHAMMED MORSY: BUAH KEGIGIHAN DAN KESABARAN IKHWANUL MUSLIMIN SELAMA 84 TAHUN


Pada suatu pertemuan dipenjara , beberapa ikhwan bernostalgia atas kenangan-kenangan perjuangan mereka terutama ditahun 1965. Dalam pertemuan itu salah seorang ikhwan bercerita jika ia pernah berhadapan dengan seorang algojo bernama Abbas Nafal (dikenal dengan nama Isymawi), dialah yang melaksanakan eksekusi hukuman mati dipenjara tahap awal. Ikhwan ini bertanya pada si algojo tentang kesaksian dan penglihatannya terhadap para ikhwan syuhada (Sayyid Quthb, Muhammad Hawasy, dan Abdul Fatah Ismail) ketika akan dieksekusi di tiang gantungan. Maka algojo itu merasa kesulitan, bimbang, dan bergetar. Akan tetapi ia menjawab, “cukuplah anda ketahui bahwa mereka telah keluar untuk menuju kematian dengan penuh keberanian, keyakinan, keimanan, dan keteguhan” (Syekh Abbas As-Sisiy dalam bukunya Hikayatun ‘Anil-Ikhwan)[1]. 


Tepat pada tanggal 24 Juni 2012 pukul 16.00 waktu Kairo, Ratusan Ribu orang yang memadati tahrir square langsung sujud syukur ketika Ketua Komisi Pemilihan Umum Mesir, Farouk Sultan, mengumumkan bahwa calon presiden dari Ikhwanul Muslimin, Dr. Mohammed Morsy, memenangkan pemilihan umum Mesir. Euphoria kemenangan ini bahkan tidak hanya terjadi di Mesir, tetapi menular hingga keseluruh penjuru dunia. Koran, stasiun TV, media online, social media, hingga sms semua membahas kemenangan Dr. Muhammed Morsy. 

Kemenangan Dr. Muhammed Morsy yang merupakan calon presiden dari Ormas Ikhwanul Muslimin terasa sangat fenomenal. Bukan dikarenakan kemenangan ini menjadi kemenagan beruntun Ikhwanul Muslimin dalam proses demokrasi di Mesir (sebelumnya FJP memenangi pemilu legislative Mesir). Tetapi lebih dikarenakan keberhasilan Ikhwanul Muslimin yang mampu meyakinkan publik Mesir atas segala fitnah yang terus menerus dilayangkan oleh barat yang menganggap Ikhwanul Muslimin adalah organisasi teroris. Pemilu ini menjadi bukti bahwa rakyat Mesir lebih percaya kepada Ikhwan ketimbang propaganda barat. Realitas dakwah mengalahkan propaganda anti Islam. 

 Buah Dari Tiap Tetes Darah yang Tumpah Selama 84 Tahun 

“mereka tidak isti’jal (terburu-buru) menikmati buah dakwah. Mereka sabar, bahkan dalam penderitaan” tulis seorang Ikhwan KAMMI Pusat ketika merespon kemenangan Ikhwanul Muslimin (IM) di Mesir. Kata-kata tersebut benar adanya. Karena semenjak IM lahir pada tahun 1928 di bumi Mesir, banyak sekali cobaan kehidupan yang Allah berikan untuk menguatkan dakwah mereka. IM bahkan dinyatakan sebagai organisasi terlarang di tiga era presiden Mesir, yaitu sejak Presiden Gamal Abdel Nasser yang berkuasa pada 1956-1970, berlanjut ke Presiden Anwar Saddat (1970-1981), hingga Presiden Hosni Mubarak (1981-2011) [2].

Bukan saja dilarang untuk beraktifitas, tokoh-tokoh IM pun banyak yang syahid ditangan kediktatoran para pemimpin-pemimpin Mesir yang dzalim. Mursyid ‘Aam pertama IM Imam Syahid Hasan Al-Banna syahid setelah puluhan peluru bersarang ditubuhnya. Sayyid Quthb, Muhammad Hawasy, dan Abdul Fatah Ismail syahid setelah tergantung di tiang gantungan. Faruq Al-Minsyawi syahid setelah ditusuk oleh seorang tahanan kriminal suruhan tentara tahanan Mesir. Atau seperti Kamal as-Sanasiriy yang syahid setelah disiksa oleh sipir penjara namun difitnah oleh pemerintah Mesir jika beliau mati karena bunuh diri. Dan masih banyak kisah perjuangan lainnya yang sangat syarat akan keteladanan.

kesabaran dalam mengarungi jalan dakwah bukan saja terjadi pada mereka yang hidup di era IM sebelum Dr. Muhammed Morsy. karena dari catatan yang ada, para pimpinan IM seringkali ditahan oleh pemerintah di setiap generasi. Dr. Muhammad Morsy sendiri pernah ditahan sebanyak dua kali oleh pemerintahan Mubarok. pada tahun 2005 beliau pernah dipenjara selama 7 bulan karena keikutsertaannya dalam aksi-aksi protes mendukung hakim-hakim reformis. beliau kembali dijebloskan ke penjara pada 28 January 2011, sehari setelah IM mengumumkan bergabung dengan barisan anti rezim Mubarok.

“Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk disekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji” (al-Buruuj: 4-8). Mereka para syuhada yang telah menjadikan dirinya api dijalan Allah, demi menerangi jalan di hadapan generasi-generasi yang sedang menantikan kemenangan Islam yang agung, kini mendapatkan secercah harapan. dan harapan dalam kesabaran selama 84 tahun tersebut kini hadir pada generasi Dr. muhammed Morsy. generasi yang kini telah melahirkan Presiden Mesir pertama yang pernah merasakan pahit manisnya mendekam di penjara.

Sabar Itu Strategy Bukan Kepasrahan

Banyaknya tekanan yang diberikan oleh pemerintah Mesir kepada IM selama 84 tahun ternyata tidak membuat organisasi ini makin mengendurkan agresifitas dakwahnya. Teladan para Qiyadah berupa ke syahidan membawa dampak yang sangat luar biasa kepada para jundi-jundi dakwah yang ada di basis. Ketika diatas tanah Mesir IM ditolak oleh pemerintah maka strategi bawah tanah menjadi pilihan paling realistis. Semakin banyaknya tekanan yang diterima makin kuat pula kesabaran dalam merespon tekanan. Sehingga kesabaran dalam berstrategy menjadi hal yang sangat mutlak. 

IM tidak akan mungkin besar dan memenangkan pemilu Mesir jika mereka hanya pasrah ketika mendapat perlakuan dzalim dari penguasa. Tentunya IM sangat tahu jika kemenangan bukan berasal dari hal macam itu (kepasrahan), kemenangan itu hanyalah dapat diraih dengan kesabaran dalam menjalankan strategi dakwah. Kenapa organisasi seperti IM yang di labeli pemerintah Mesir sebagai organisasi terlarang malah memiliki basis paling kuat dan paling militant di Mesir? Jawabannya adalah pada Wasail (perangkat) dakwah IM yang mutlak. Dan wasail ini tentunya ketika berproses membutuhkan waktu.

Imam syahid Hasan al-Banna [3] menjelaskan bahwa wasail IM ada tiga, yakni “Iman yang dalam, Takwin (pembentukan pribadi muslim) yang jeli, dan amal yang berkesinambungan”. Inilah dasar dari strategi IM untuk membentuk basis yang kuat dan militant. Iman yang mendalam akan membentuk pribadi kader yang tidak akan takut akan segala apapun kecuali Allah. Tidak juga membuat mereka malu untuk berdakwah ditengah msayarakat. Takwin yang jeli akan membentuk pribadi-pribadi kader memiliki sepirit Muslim Negarawan/Pemimpin yang soleh. Takwin adalah kunci produksi kader untuk di-distribusikan kepada titik-titik strategis sosial kemasyarakatan. Sedangkan Amal yang berkesinambungan adalah kunci dari kedekatan masyarakat kepada kader dakwah. karena amal bagi kader dakwah tidak sempit hanya pada amal yg sifatnya untuk diri sendiri. Kader dakwah harus mampu beramal sosial sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat dakwah.

Ketika IM bersabar selama 84 tahun, maka bukan berarti IM pasrah. 84 tahun adalah waktu yang digunakan IM untuk memproduksi kader dengan kuantitas besar dengan kualitas bagus. Sehingga ketika Mubarok jatuh ketika revolusi 25 januari 2011, Hanya IM yang siap untuk memegang pemerintahan transisi. Ini dikarenakan IM punya segala sumberdaya yang siap pakai. Baik itu jumlah masa (hasil dari amal), kredibilitas kadernya yang teruji di pemerintahan (hasil dari taqwin), dan mental yang kuat dalam mengusung perubahan (hasil dari keimanan yang dalam). Masyarakat Mesir seakan-akan di “skak mati” oleh pesona IM. Sehingga hanya ada 2 pilihan bagi masyarakat mesir. Bersama Ahmed Syafiq yang antek Mubarok atau bersama Dr. Mohammed Morsy yang Islamis? Tentunya angin sejuk akan lebih berhembus ke Morsy, dan itu benar.

Tantangan Terbesar itu adalah “Hari Ini”

Beban berat kini ada pada Dr. Muhammed Morsy dan Ikhwanul muslimin. Beban berat itu berupa rakyat yang jumlahnya sebanyak 50 juta jiwa dengan segala masalahnya. IM tentunya tahu, jika meyakinkan masyarakat akan kerja IM dalam menghadapi keadaan mesir yang tidak kondusif, tidak semudah meyakinkan kader IM dalam kesabaran. IM mau tidak mau harus mampu meyakinkan masyarakat jika memang mereka lebih baik dari Mubarok. Karena jika gagal, bukan hanya kursi Dr. Muhammed Morsy yang akan direbut oleh kelompok politik non-IM. Tetapi lebih dari itu, tingkat kepercayaan masyarakat atas Islam yang menjadi solusi akan makin terdistorsi.

Semoga Allah swt memberikan ketabahan dan kebarokahan bagi saudara kita yang ada dibelahan bumi Mesir. Dan semoga, efek dari kemenangan Dr. muhammed Morsy dapat menambah semangat parai da’i yang ada di Indonesia. Membuat jiwa-jiwa dan hati ini makin yakin, jika Islam adalah solusi terbaik dalam menyelesaikan segala permasalahan dunia. Wallahu’alam

Daftar Pustaka 
1. Abbas as-Sisiy. 2001. Ikhwanul Muslimin dalam Kenangan. Gema insani Press: Jakarta 
2. Antara news. 2012. Organisasi Terlarang Mesir Itu Akhirnya Berkuasa 
3. Hasan al-Banna. 1997. Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimun. Intermedia: Solo
Selengkapnya...