Download

Minggu, 15 Desember 2013

DAUN TERAKHIR DI TAHUN 1962

Surabaya, 1920

HOS Cokroaminoto bersama soekarno dan kartosoewiryo
“Penjajahan ini membuat kita menjadi bangsa kuli dan kuli di antara bangsa-bangsa.” Ucap Musso dengan tegas kepada dua juniornya, Soekarno dan Kartosoewiryo. Soekarno saat itu benar-benar terbius dengan kata sang senior, bagaimana tidak, kalimat itu di ucapkan oleh Musso dengan nada berapi-api dan dengan Bahasa tubuh yang luar biasa. “Mas Karto, Mas Musso kalau berbicara kayak orang mau berkelahi saja, suaranya lantang dan lengan kemejanya sampai ikut-ikutan diangkatnya” bisik soekarno kepada kartosoewiryo. “Memang harus seperti itu kus, ingat kata guru kita, Pak Cokroaminoto, jika kalian ingin menjadi Pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan Bicaralah seperti orator” ujar Kartosoewiryo. Melihat percakapan yang hangat antar sesama muridnya itu membuat HOS Cokroaminoto ikut tersenyum. Seperti inilah hari-hari luar biasa yang selalu terjadi di rumah HOS Cokroaminoto di Jl. Peneleh VII Surabaya.

Matahari secara perlahan mulai tenggelam, langit-langit sore yang jingga berubah menjadi pucat. Sepucat dan sewas-was soekarno di sore yang tanggung kala itu. “Mas Karto aku lagi verliefd (jatuh cinta), sama noni Belanda”, ucap soekarno yang sedang bercermin sembari merapikan rambut gaya klimisnya. Mendengar pernyataan soekarno, kartosoewiryo tertawa. Hermen Kartowisastro yang kebetulan ada dikamar itu angkat bicara, “No, kau jangan sembunyi, lamar cewek itu”. Mendengar ledekan Herman, soekarno berbicara dalam hati, “Bukan Soekarno namanya jika tidak bertindak, aku akan melamar Mien pujaan hatiku”. Soekarno mantap, dia simpan sisir didepan kaca, dia rapikan kembali penampilannya sore itu, berbekal kuatnya rasa cinta dan sepucuk bunga mawar yang dipetiknya dari kebun Ibu Cokroaminoto, soekarno keluar dari kamar kartosoewiryo dengan percaya diri.

Sore berganti dengan malam dan soekarno layaknya langit tak berbintang di malam itu, rona cerah yang di pancarkan wajahnya sore tadi berubah menjadi lebih gelap. Dari sorot matanya, terlihat api yang sedang berkobar dengan hebatnya. Jelas ini bukan hanya sekedar luka seorang pemuda yang lamaran sucinya ditolak oleh calon mertua. Alasan kemarahan soekarno pasti jauh lebih besar dari sekedar perkara hatinya. Gambaran itu yang ditangkap oleh Kartosoewiryo yang ikut sedih melihat soekarno. “Kus, ayo kita nyari warteg, kita makan dulu”. Tawaran kartosoewiryo disambut oleh soekarno. Dengan berboncengan sepeda mereka pergi mencari makan.

“Kamu?! Inlander kotor seperti kamu? Kenapa kamu berani-berani mendekati anakku?! Keluar kamu binatang kotor. Keluar!!!” kata soekarno menirukan kata-kata yang keluar dari mulut Bapak Mien Hessels sore tadi. Kartosowiryo yang mengendarai sepeda hanya diam dan menyimak perkataan sahabatnya itu. “Kita Tuan di negerinya sendiri. Belanda-belanda itu Cuma numpang. Kita harus tegak berdiri melawan belanda-Belanda itu” lanjut soekarno yang selama perjalanan sumpah serapah atas perlakuan manusia-manusia Belanda terhadap dia dan negerinya. “Nekad kamu kus, kau bukan anak bupati, berani-beraninya ngelamar cewek Belanda” Ujar Kartosowiryo sembari senyum mengejek kepada Soekarno. jalan-jalan  kota terlihat samar, obor-obor yang disimpan didepan rumah warga tak mampu menerangi Surabaya yang malam itu diselimuti gelapnya hati pemuda yang patah cintanya.

Akhir Musim gugur, 1962

“Pak, kenapa operasi militer kita kali ini dinamakan operasi Barathayuda?” ucap seorang pasukan TNI kepada atasannya. Mendengar pertanyaan pasukannya itu sang komandan mengarahkan pandangannya kepada Kartosowiryo. Dia pandangi wajah laki-laki yang sudah tua renta dan payah itu. Hingga akhirnya mata sang komandan dan kartosoewiryo bertemu. Sang komandang mendadak sadar, dia saat ini sedang tidak berhadapan dengan orang tua yang sudah payah, tapi saat ini dia sedang berhadapan dengan seorang Laki-laki kharismatik yang punya sejarah besar di negeri ini.

“Kau ingin tau kenapa operasi ini bernama Baratayudha?” Tanya sang komandan kepada si prajurit. Dan si prajurit memanggutkan kepalannya sebagai tanda ingin tau. “perang Bharatayudha adalah perang antaradua kelompok bersaudara, Pandawa dan Kurawa. Mereka sama-sama keturunan Bharata. Sama seperti Pemimpin kita Bung Karno dan Kartosoewiryo. Meraka sama-sama para pejuang kemerdekaan atas negeri ini, bahkan mereka sama-sama dididik oleh guru yang sama HOS Cokroaminoto”, ujar sang komandan sembari bergerak mundur menyenderkan punggungnya ke dinding. “mereka sahabat kecil?”, Tanya si prajurit. “Tidak, mereka bukan hanya bersahabat, lebih dari itu, mereka sudah seperti saudara” jawab sang komandan seraya mengambil secarik surat dari dalam sakunya. Surat yang menjadi penentu dari lamanya persahabatan soekarno dan kartosoewiryo di dunia.

Detak demi detak jarum jam benar-benar sangat mengusik pikiran Soekarno. Pria yang sudah tidak bisa dikatan muda ini mengalami kegelisahan yang sangat. Megawati Soekarno Putri yang khusus datang dari Bandung ke Jakarta berusaha meyakinkan Ayahnya, Mega berusaha menyadarkan sang ayah, agar menepati dharmanya sebagai kepala negara, kepala pemerintahan serta tidak mencampur-adukkan antara hakikat persahabatan dengan tugas dan fungsinya sebagai kepala negara. Soekarno terdiam cukup lama, dia pandangi foto sahabatnya kartosoewiryo.

Soekarno mendadak gemetar. tiba-tiba teringat dengan betapa hangatnya suasana rumah sang guru HOS Cokroaminoto di sekitar tahun 1920-an. Seketika sang guru hadir dibayangannya. Soekarno terdiam, lama dia menatap sosok sang guru. Dan mulailah bibir sang presiden berucap, “ kau tau guru, aku sangat bingung atas semua yang terjadi dianatara kita, aku telah kau didik, tetapi aku tak bisa menjaga amanatmu atas Oetari anak sulungmu yang menjadi istri pertamaku. Aku bingung guru, Musso yang telah ku anggap guru setalah mu pun harus aku eksekusi atas apa yang dilakukan kepadaku ditahun 1948. Aku harus mengeksekusinya karena dia sangat egois atas ideologinya. Dan sekarang guru, apa yang harus aku lakukan pada sahabatku Kartosoewiryo?, diapun kini membrontak padaku guru…”. Soekarno terdiam, kedua tangannya kaku, tangan kanannya lemas memegang pena dan tangan kirinya keras memegang foto kartosoewiryo.

Pagi itu, dipulau Ubi, bertepatan dengan tanggal 5 September 1962. Detuman senjata terdengar keras di seluruh pulau. Burung-burung terkejut dan berterbangan ke angkasa dan daun-daun jati gugur ke tanah di musim gugur kala itu. dau-daun jati tidak selamanya akan berada di pohon, sebuah keniscayaan mereka akan gugur, lepas dari kehidupan rindang pohon. Daun-daun jati yang gugur bukanlah pertanda akan matinya kehidupan. Daun-daun jati gugur adalah tanda bahwa pohon jati sedang berikhtiar mempertahankan hidupnya. Daun-daun jati yang gugur ketanah akan menghambat air menguap, sehingga jati akan tetap tumbuh hingga musim semi itu tiba.

Win Ariga
Malang, 16 Desember 2013
Selengkapnya...

Jumat, 17 Mei 2013

EKSPEDISI SEMERU (29 Desember 2012 - 2 Januari 2013)

Setelah berhasil memuncaki gunung merbabu di jawa tengah, Tim DIPALA (diduga pecinta alam) kembali berhasil memuncaki puncak gunung tertinggi di pulau jawa, puncak mahameru, puncaknya gunung semeru. berbeda dengan ekspedisi sebelumnya di gunung merbabu yang hanya beranggotakan 6 orang (saya, izzul, tegar, iwan, buyung dan jamban), tim ekspedisi semeru jumlahnya lebih banyak. tim ini beranggotakan 7 orang yang terdiri dari 4 veteran ekspedisi merbabu (saya, izzul, tegar, iwan) ditambah ardian, james dan arif.

Ini adalah Video dari tim ekspedisi semeru, video ini buatan Tegar Bestarian. silakan di nikmati...

ekspedisi semeru ini berlangsung dari tanggal 29 desember 2012 hingga 2 januari 2013. di awal kami berharap bisa memuncaki semeru pada tanggal 31 januari 2012 dan menikmati pesta tahun baru di Ranu kumbolo. dan Alhamdulillah semua targetan tersebut bisa kami capai. walaupun pada saat malam tahun baruan, kita pada nyenyak tidur di tenda karena pada capek, jadi ga bisa ikut main petasan kayak tetangga-tetangga tenda. (baca paragraf berikutnya, klik kata "selengkapnya")

Gunung semeru adalah gunung paling tinggi di pulau jawa. ketinggian gunung ini adalah 3676 mdpl. lebih tinggi 531 meter dari puncak gunung merbabu (3145 mdpl). gunung ini terletak di kabupaten lumajang, Jawa Timur. cuma jika mau mendaki gunung ini lebih baik lewat Malang. karena via Malang jalur pendakiannya lebih jelas. saya ga faham kalo ada jalur pendakian selain via Malang.


tim kami berkumpul di Malang pada tanggal 29 desember 2012. lokasi pertemuan kami adalah stasiun kereta Kota Malang. saya dan izzul tiba paling awal, karena memang kami berdomisili di malang. anggota tim yang lainya datang setelah kami. tegar dari jakarta, james dari surabaya, kemudian rombongan terakhir yang terdiri dari arif, ardian dan iwan dari jogja. setelah semua lengkap, tim mulai berpetualang.

dari stasiun kami naik angkot ke tumpang. di tumpang kami berhenti sejenak di puskesmas. tujuannya untuk nge-dapetin surat sehat. soalnya surat sehat itu salah satu syarat yang diminta polhut untuk naik semeru. setelah dari puskesmas kami diantar supir angkot ke rumah bos jeep. sayangnya mobil dari si bos belum ada yang turun dari ranu pane. akhirnya kita memilih berangkat ke terminal tumpang. karena disana tempat biasanya jeep yang ke ranu pane ngetem. 
supir jeep cadangan, belum terakreditasi
biaya nyewa jeep dari tumpang ke ranu pane itu Rp.450.000. mahal? ya iya, apalagi kita cuma 7 orang. untuk ngakalinnya kita nyari tim pendaki lain. karena jeep terbuka bisa nampung sampai 15 orang. kalo 450.000 di bagi 15 orang kan lebih murah. kenanya cuma 35.000-an doang. Alhamdulillah saat kami berangkat banyak yang minta joint, jadi kami ter-ringan-kan. kami baru berangkat ke ranu pane sekitar jam 4 sore. perjalanan menuju ranu pane sangat panjang dan mendebarkan. waktu tempuhnya 2 jam, dan jalanan yang kami lalui berada di sisi-sisi jurang. kami baru sampai di ranu pane pas maghrib.
POS Ranu Pane
ranu pane adalah desa terakhir pada rute perjalanan semeru. jadi bagi yang perlengkapannya kurang, bisa cari-cari perlengkapan di desa ini (biasanya logistik). di desa yang terkenal memiliki danau ini (ranu pene) terdapat Pos Polhut. Pos ini tepat berada di samping danau. di pos ini setiap pendaki akan diperiksa kelengkapannya. untuk administrasi biasanya yang diminta yakni surat sehat dari dokter, fotokopi KTP, dan materei. untuk kelengkapan yang di data biasanya jenis dan jumlah logistik serta peralatan yang di bawa. setelah semua lengkap para pendaki melapor dan membayar biaya masuk. saya lupa berapa biayanya, soalnya bukan saya yang ngurusin saat itu.

Ranu Pane ke Ranu Kumbolo
kami berangkat dari ranu pane menuju ranu kumbolo sekitar jam 7 malam. rombongan kami tidak sendirian. karena kami berangkat bareng dengan rombongan pendaki dari surabaya (Mas fafa cs). track yang kami lalui menuju pos 1 tidak terlalu sulit, karena jalannya tidk terlalu nanjak. selain itu jalan menuju pos 1 juga bagus (di paving). menuju pos 2 juga tidak terlalu berat hampir sama dengan pos 1. ketika dari pos 2 menuju ke pos selanjutnya (3 dan 4) perjalanan mulai agak berat, karena jalannya sudah mulai nanjak. apalagi jalanan yang kami lalu saat itu becek tetapi hal tersebut tidak mematahkan semangat kita untuk sampai ke puncak tertinggi pulau jawa. setelah lebih dari 4 jam berjalan akhirnya kami tiba di Ranu Kumbolo, tepatnya kami tiba sekitar pukul 11 malam.
tim dipala di ranu kumbolo
Ranu kumbolo adalah danau yang terletak di ketinggian 2400 mdpl. Tempat ini benar-benar sangat indah. karena terbentuk dari perpaduan antara view danau, bukit dan padang rumput. di tempat inilah banyak dari pendaki mendirikan tenda.

Ranu Kumbolo ke Kalimati 
setelah puas menikmati keindahan dan kenyamanan "surganya" track semeru, kami kembali melanjutkan perjalanan. tujuan kami berikutnya adalah pos kalimati. jarak tempuhnya kira-kira sekitar 2-3 jam. kami strat dari ranu kumbolo jam 10 pagi. di awal perjalanan ke kalimati, kita akan di uji. di uji oleh tanjakan cinta. bukit ini terlihat kecil, tapi cukup melelahkan jika di daki. kenapa dinamakan tanjakan cinta? saya kurang faham, karena banyak sekali versi yang menjelaskannya. yang jelas, puncak dari tanjakan cinta itu keren. karena kita akan di suguhi 2 pemandangan yang indah. di depan puncak kita melihat oro-oro ombo dan di belakang kita dapat melihat kecantikan ranu kumbolo. 
Ranu kumblo dan track Tanjakan cinta
Setelah berhasil mendaki tanjakan cinta, kita masuk ke area oro-oro ombo. tempat ini juga sangat indah. saya ngerasa ketika berada di tempat ini rasanya damai banget. mungki karena tempat ini sangat luas dan diisi oleh padang lavender. ujung dari oro-oro ombo adalah cemoro kandang. 
terdakwa bersama oro-oro ombo
Kalimati 


kalimati adalah sabana yang cukup luas yang berada pada ketinggian 2700 mdpl atau 976 meter dibawah puncak mahameru. oleh sebab jaraknya yang dekat dengan puncak dan kontur daratanya yang datar tersebutlah, menjadikan kalimati sebagai tempat yang paling cocok untuk istirahat sebelum summit attack. selain itu, di kalimati, sekitar 1,5 Km dari lokasi perkemahan juga terdapat sumber air alami. nama sumber airnya adalah Sumber mani. tim kami tiba di kalimati pada pukul 13.00 wib. dengan demikian kami punya waktu yang banyak untuk beristirahat. karena pada pendakian semeru, para pendaki biasanya melakukan summit attack antara pukul 11 - 12 malam.
Puncak Mahameru terlihat dari kalimati
Arcapada dan Vegetasi terakhir

sebelum berangkat summit kami makan terlebih dahulu, hal ini dikarena dalam perjalanan ke puncak, kami hanya akan membawa 1 tas, dan tas tersebut hanya berisikan air. sangat sulit jika harus membawa semua tas ketika muncak. karena selain berat, medan yang akan kami lewati adalah medan yang super nanjak. tapi jangan khawatir, walau barang ditinggal di kalimati insyallah tetap aman. lagi pula, meninggalkan tas di kalimati itu sudah jadi tradisi bagi para pendaki.


kami berangkat untuk summit tepat pada pukul 12 malam. dalam perjalanan summit ini sangat banyak tim yang juga muncak. kalau boleh saya prediksi, jumlah pendaki yang muncak pada saat itu sekitar 100-an. makin banyak yang naik ada untung dan ada ruginya. untungnya, kemungkinan tersesat sangat kecil. ruginya, track akan penuh, sehingga sangat mempersulit pergerakan. dari kalimati menuju arcapada membutuhkan waktu 1 jam lebih. ketinggian arcapada adalah  2912 mdpl. di lokasi ini ternyata ada beberapa tenda yang berdiri. memang, selain kalimati, arcapada juga bisa di pakai untuk tempat membuat tenda. cuma, kalo harus bawa tas dari kalimati ke arcapada, nyerah saya. jalannya nanjak.

kami hanya berhenti sejenak di arcapada. setelah otot-otot kaki mulai bisa di ajak kerjasama lagi, kami langsung tancap gas menuju vegetasi terakhir. disebut vegetasi terakhir karena lokasi tersebut adalah tempat dimana tumbuhan sudah tidak bisa tumbuh. yang ada hanyalah gundukan pasir berbatu yang sangat tinggi. perjalanan dari arcapada ke vegetasi terakhir membutuhkan waktu sekitar 1 jam lebih. dengan track yang terus menerus nanjak.

Menuju Tanah Tertinggi di Pulau Jawa, Mahameru (3676 mdpl)
"ini baru mulai, siapkan kemampuan terbaik" itu adalah kata yang terlontar dari seorang pendaki di dekat saya. betul juga ni orang. karena tanjakan menuju puncak itu sangat SUSAH. bayangkan kita naik gundukan pasir yang sangat tinggi, ya seperti itu lah jalan menuju puncak semeru. 3 langkah saya naik, turunnya bisa 2 langkah, karena tracknya selalu longsor, namanya juga pasir. dari vegetasi akhir ke puncak seharusnya bisa ditempuh selama 4 jam. tapi yang terjadi, saya butuh lebih dari 5 jam untuk menaklukan track pasir semeru. karena keterlambatan itulah, saya tidak bisa mendapatkan sunrise di puncak. saya hanya bisa menikmati matahari terbit di lereng-lereng semeru. walau ga dapat sunrise, saya ga akan nyerah untuk mendapatkan puncak. dan akhirnya, sekitar jam 06.30, saya bisa berdiri di tanah paling tinggi di pulau jawa, MAHAMERU. 
bersama tim DIPALA di puncak gunung semeru (3676 mdpl)
di puncak semeru saya benar-benar merasakan nikmatnya rasa indah yang di berikan oleh Allah swt. mahameru sangat luar biasa. sepanjang mata memandang, kita akan di suguhi dengan festival alam. bisa melihat kota-kota yang bertetangga dengan semeru, bisa melihat gunung-gunung yang ada di jawa timur, bisa melihat dan merasakan moment ketika semeru mengeluarkan kepulan asapnya, dan yang paling saya cita-citakan, bisa melihat samudra awan. 


seperti di puncak merbabu, perjalanan ke puncak kami tutup dengan ritual, minum-minum... kocok fantanya sob!
Selengkapnya...

Senin, 22 April 2013

THE A.B.C . MURDERS -- AGATHA CHRISTIE (1936)

The A.B.C. Murders, salah satu judul novel cerdas karangan Agatha Christie. Pertama kali melihat novel ini, aku sempat memandangnya dengan sebelah mata. Karena di awal novel banyak sekali dibumbui dengan dialog-dialog “yang katanya” humor kelas atas khas Inggris yang sejujurnys bagi ku sangat tidak lucu dan tidak menarik. Di awal novel ini memang benar-benar terasa begitu datar dan amat biasa. Dari bagian 1 hingga akhir bagian 4, Tidak ada suatu hal yang rumit yang dijelaskan dengan sangat cerdas oleh Mr. Hercule Poirot, si tokoh di dalam novel ini. 

Tapi, ketika masuk kedalam bagian ke-5 dari novel ini, aku mulai sedikit serius. Karena aku melihat Mr. Poirot mulai memberikan kesimpulan-kesimpulan cerdas mengenai beberapa hal. Salah satu hal rumit yang berhasil diuraikan oleh Mr. Poirot dalam bagian ke-5 novel ini adalah ketika dia (Mr. Poirot) membuat kesimpulan cerdas yang tidak lazim. Dia berkesimpulan kalau pembunuhan yang terjadi di Andover yang menimpa Mrs. Ascher bukan dilakukan oleh suaminya. padahal, kesimpulan mayoritas setiap tokoh dan mungkin pembaca akan mengarahkan tuduhan pada Mr. Ascher, seorang pemabuk berkebangsaan jerman yang kasar.

Mr. Poirot memberikan kesimpulan tersebut dengan sangat hebat. Dia seakan merekonstruksi adegan pembunuhan di otaknya. Dan diwaktu yang sama dengan otak yang sama pula, dia juga men-seleksi pihak-pihak dan karakter-karakter yang mungkin terlibat dalam kasus pembunuhan di Andover. Bagiku itu hebat. Menggambarkan situasi kejadian dan mencocokkannya dengan bergbagai variabel yang berupa karakter tertuduh dan akhirnya mengambil sebuah kesimpulan besar hasil dari seleksi motif, analisa psikologi dan, dengan peluang terjadinya pembunuhan

(tulisan ini belum selesai, he3)
Selengkapnya...

Kamis, 11 April 2013

BAGI RAPORT

kemarin rabu adalah hari yang sangat menegangkan bagi adik-adik yang saat ini duduk dibangku SD. karena pada hari itu ada moment yang biasanya membuat para bocah seperti seakan-akan sedang duduk di bangku pesakitan. yah, moment besar itu adalah moment bagi raport. agenda semesteran yang selalu terjadi berulang-ulang dengan tingkat tekanan yang selalu bervariasi. karena juga tergantung dari tingkat dinamika kelas. yang pinter akan lebih santai jika teman-teman di kelasnya banyak yang ga pinter. tapi, beda kejadiannya jika dia (si pinter) ada dikelas yang isinya pinter semua. 

rabu itu aku sedang berjalan menuju kampus. ketika itu banyak kutemui anak-anak SD yang berjalan berdampingan bersama orang tuanya. macam-macam ekspresi yang terbentuk di wajah anak-anak berseragam putih merah itu. ada yang tertunduk lesu ada juga yang riang seakan tidak terjadi apa-apa di hari rabu itu. ekspresi orang tua mereka juga macam-macam. ada yang sumingrah, ada yang kecut dan bahkan ada yang berjalan dengan tatapan kosong. 

melihat fenomena bagi raport membuat diriku mengenang kembali masa-masa SD. moment bagi raport sangat-sangat menegangkan. apalagi ketika bagi raport pertama kalinya, yakni raport siswa SD kelas 1 caturwulan 1. untungnya ketika moment tersebut aku bisa mendapatkan peringkat 5 dikelas. yah, bagus enggak jelek juga enggak, lumayanlah. ketimbang 2 sahabatku, idham sama siapa lagi lupa namanya, mereka ga naik kelas.

tetapi seungguhnya bagus atau tidak raport yang nilai adalah, orang tua. bagus dapet bakso, jelek dapat semprot. kalo raport ku bagus biasanya aku akan keluar masuk rumah seakan seorang raja yang keluar masuk istana. tapi kalo raport ku jelek, pohon belimbing depan rumah atau pohon belimbing sayur di pertigaan jalan antara keruing dan melur (kota depok) adalah tempat yang paling pas untuk bersembunyi. tapi, biasanya, sejelek-jeleknya raport SD ku, lebih jelek lagi raport SD si Haikal (adik kandung pertama). jadi biasanya haikal bisa dijadikan pengalih isu. he3 

pernah suatu ketika nilai matematika ku mendapat 6. aku benar-benar sangat takut untuk pulang ke rumah. nilai 6 itu sangat mencoreng, bukan hanya untuk ku tetapi juga untuk keluargaku (lebay). wajar, ibu ku seorang guru begitu juga dengan bapak ku. sangat ga asyik rasanya jika ibu ku yang guru di beri nasihat oleh guru-guruku. jadi, setelah pulang sekolah (bagi raport), aku langsung lari. lari ke pohon belimbing sayur di depan kios mak irot. harapannya ibu ku tidak menemukan ku. tapi, ujung-ujungnya juga ketemu. ya iya lah, pohon belimbing sayur tingginya ga sampai 5 meter. gampang banget terlacak.

semprotan itu biasa, karena dengan itu, akhirnya aku punya semangat untuk memperbaiki keadaan. didikan orang tua ku memang sangat keras. maklum, karena kami bersaudara 5 cowok semua. jadi selalu dibiasakan untuk terus bertarung dengan kehidupan. dibiarkan agak bebas tapi dengan sanksi yang keras. bahkan, kalo tangan ga bisa bikin jera kenakalan kami, sapu pun bisa jadi pilihan. tapi memang cara ini cukup ampuh. akhirnya kami ga nakal-nakal banget. minimal ga berani sama orang tua. 

moment bagi raport memang selalu seru. tapi bijak menilai seorang anak baik atau buruk tidak semata-mata dengan nilai-nilai yang tertulis di raport. ada anak yang nilainya bagus-bagus tapi nakal, dan ada pula sebaliknya. raport hanyalah angka-angka yang tidak bisa merepresentasikan tingkat kemanusiaan kita. alagkah baiknya orangtua mengajari kepada anak-anaknya untuk terus belajar. tapi bukan semata untuk juara 1 di kelas. tapi lebih dari itu.

ibu ku pernah bilang, "buat apa juara 1, pinter, prestainya banyak, tapi ga pernah sholat". pintar itu harus seimbang antara apa yang ada di raport dan di kehidupan nyata. pintar itu, seharusnya juga memudahkan kita untuk memilih mana yang benar dan mana yang salah. harapanku, adik-adik kemarin yang baru saja bagi raport, ilmunya yang didapat disekolah dapat membuat mereka hidup lebih dewasa. dan dewasa ini adalah dewasa yang sesungguhnya. bukan dewasa abal-abal. bukan dikatakan dewasa jika anak SD bisa nyanyi lagu cinta dan penampilannya dimirip-miripin sama boy band
Selengkapnya...

Senin, 08 April 2013

DI TOLAK ARJUNO

setapak demi setapak kaki yang telah banyak luka ini menuruni jalur pendakian gunung arjuno. dan di setiap tapakan kaki dikala turun gunung membuat hati ini seakan ikut jatuh di pusaran terbawah dari rasa sesal. ya, rasa sesal yang hadir dikarenkan kaki ini harus turun disaat puncak gunung arjuno belum bisa ku jamah.

ketika petir saling sahut menyahut, di sertai amuk angin yang ingin menghempaskan pohon tak berdaya, seketika ku teringat ayat Allah swt dalam surat Al-Baqarah 216. rasa sesal yang sedari tadi selalu menghantuiku kini berubah menjadi rasa sesal atas sikap penyesalanku. aku sadari, pilihan untuk mundur dari pendakian adalah takdir Allah swt. yang nilai akurasi kebaikannya lebih tinggi dari sekedar ego ku sebagai manusia. 

dan seandainya perasaan sesal itu masih ada, aku rasa itu sikap yang sangat jahat. karena jika memaksakan untuk ke puncak di saat para sahabat kita sudah tidak sanggup mendaki. berarti sama saja dengan sikap ingin menang tapi dengan mengorbankan rasa kemanusiaan. kata-kata "it's not the mountai we conquer but ourselves" sepertinya sangat tepat dan bijak menjadi acuan dikala memilih kondisi seperti yang tim pendakian kami alami di Arjuno.

"boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu", tidak ada pendaki yang tidak kecewa dikala harus memutuskan untuk berhenti mendaki di saat puncak belum dijamah. "dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu". tetapi dikala kondisi dimana harus memilih untuk tetap mendaki ke puncak, padahal resikonya sangat tinggi, bukan hanya untuk diri pribadi tetapi juga untuk tim. mungkin saja rasa sesal yang hadir dikarenakan gagal kepuncak, ternyata masih lebih kecil dari rasa sesal yang hadir disaat diri ini atau sahabat kita menjadi korban atas semua keinginan ego kita. "Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui".

pendakian gunung Arjuno ini merupakan pendakian pertama ku yang gagal. tapi kedepannya sangat mungkin aku akan kembali mengulang pendakian di gunung ini. tentunya dengan persiapan yang jauh lebih matang. dan mungkin lebih memperhatikan saran-saran "mistis", seperti, kata Hananto: "Arjuno itu simbol ke-gantengan, jadi hanya yang ganteng yang bisa sampai puncak, yang ga ganteng kena badai (he3)". kemarin naiknya sama Ukasyah, jadi jelas kena badai, wkwk. mungkin besok naiknya bisa bawa Afghan, Herjunot, atau artis Indonesia yang cakep lainnya. wkwk

terimakasih buat pengalaman yang sangat luar biasa, buat Ukasyah, Hananto Adi, Hilman Arif dan Nugroho Wiratama... 
Selengkapnya...