Download

Senin, 25 Juni 2012

KEMENANGAN DR. MUHAMMED MORSY: BUAH KEGIGIHAN DAN KESABARAN IKHWANUL MUSLIMIN SELAMA 84 TAHUN


Pada suatu pertemuan dipenjara , beberapa ikhwan bernostalgia atas kenangan-kenangan perjuangan mereka terutama ditahun 1965. Dalam pertemuan itu salah seorang ikhwan bercerita jika ia pernah berhadapan dengan seorang algojo bernama Abbas Nafal (dikenal dengan nama Isymawi), dialah yang melaksanakan eksekusi hukuman mati dipenjara tahap awal. Ikhwan ini bertanya pada si algojo tentang kesaksian dan penglihatannya terhadap para ikhwan syuhada (Sayyid Quthb, Muhammad Hawasy, dan Abdul Fatah Ismail) ketika akan dieksekusi di tiang gantungan. Maka algojo itu merasa kesulitan, bimbang, dan bergetar. Akan tetapi ia menjawab, “cukuplah anda ketahui bahwa mereka telah keluar untuk menuju kematian dengan penuh keberanian, keyakinan, keimanan, dan keteguhan” (Syekh Abbas As-Sisiy dalam bukunya Hikayatun ‘Anil-Ikhwan)[1]. 


Tepat pada tanggal 24 Juni 2012 pukul 16.00 waktu Kairo, Ratusan Ribu orang yang memadati tahrir square langsung sujud syukur ketika Ketua Komisi Pemilihan Umum Mesir, Farouk Sultan, mengumumkan bahwa calon presiden dari Ikhwanul Muslimin, Dr. Mohammed Morsy, memenangkan pemilihan umum Mesir. Euphoria kemenangan ini bahkan tidak hanya terjadi di Mesir, tetapi menular hingga keseluruh penjuru dunia. Koran, stasiun TV, media online, social media, hingga sms semua membahas kemenangan Dr. Muhammed Morsy. 

Kemenangan Dr. Muhammed Morsy yang merupakan calon presiden dari Ormas Ikhwanul Muslimin terasa sangat fenomenal. Bukan dikarenakan kemenangan ini menjadi kemenagan beruntun Ikhwanul Muslimin dalam proses demokrasi di Mesir (sebelumnya FJP memenangi pemilu legislative Mesir). Tetapi lebih dikarenakan keberhasilan Ikhwanul Muslimin yang mampu meyakinkan publik Mesir atas segala fitnah yang terus menerus dilayangkan oleh barat yang menganggap Ikhwanul Muslimin adalah organisasi teroris. Pemilu ini menjadi bukti bahwa rakyat Mesir lebih percaya kepada Ikhwan ketimbang propaganda barat. Realitas dakwah mengalahkan propaganda anti Islam. 

 Buah Dari Tiap Tetes Darah yang Tumpah Selama 84 Tahun 

“mereka tidak isti’jal (terburu-buru) menikmati buah dakwah. Mereka sabar, bahkan dalam penderitaan” tulis seorang Ikhwan KAMMI Pusat ketika merespon kemenangan Ikhwanul Muslimin (IM) di Mesir. Kata-kata tersebut benar adanya. Karena semenjak IM lahir pada tahun 1928 di bumi Mesir, banyak sekali cobaan kehidupan yang Allah berikan untuk menguatkan dakwah mereka. IM bahkan dinyatakan sebagai organisasi terlarang di tiga era presiden Mesir, yaitu sejak Presiden Gamal Abdel Nasser yang berkuasa pada 1956-1970, berlanjut ke Presiden Anwar Saddat (1970-1981), hingga Presiden Hosni Mubarak (1981-2011) [2].

Bukan saja dilarang untuk beraktifitas, tokoh-tokoh IM pun banyak yang syahid ditangan kediktatoran para pemimpin-pemimpin Mesir yang dzalim. Mursyid ‘Aam pertama IM Imam Syahid Hasan Al-Banna syahid setelah puluhan peluru bersarang ditubuhnya. Sayyid Quthb, Muhammad Hawasy, dan Abdul Fatah Ismail syahid setelah tergantung di tiang gantungan. Faruq Al-Minsyawi syahid setelah ditusuk oleh seorang tahanan kriminal suruhan tentara tahanan Mesir. Atau seperti Kamal as-Sanasiriy yang syahid setelah disiksa oleh sipir penjara namun difitnah oleh pemerintah Mesir jika beliau mati karena bunuh diri. Dan masih banyak kisah perjuangan lainnya yang sangat syarat akan keteladanan.

kesabaran dalam mengarungi jalan dakwah bukan saja terjadi pada mereka yang hidup di era IM sebelum Dr. Muhammed Morsy. karena dari catatan yang ada, para pimpinan IM seringkali ditahan oleh pemerintah di setiap generasi. Dr. Muhammad Morsy sendiri pernah ditahan sebanyak dua kali oleh pemerintahan Mubarok. pada tahun 2005 beliau pernah dipenjara selama 7 bulan karena keikutsertaannya dalam aksi-aksi protes mendukung hakim-hakim reformis. beliau kembali dijebloskan ke penjara pada 28 January 2011, sehari setelah IM mengumumkan bergabung dengan barisan anti rezim Mubarok.

“Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk disekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji” (al-Buruuj: 4-8). Mereka para syuhada yang telah menjadikan dirinya api dijalan Allah, demi menerangi jalan di hadapan generasi-generasi yang sedang menantikan kemenangan Islam yang agung, kini mendapatkan secercah harapan. dan harapan dalam kesabaran selama 84 tahun tersebut kini hadir pada generasi Dr. muhammed Morsy. generasi yang kini telah melahirkan Presiden Mesir pertama yang pernah merasakan pahit manisnya mendekam di penjara.

Sabar Itu Strategy Bukan Kepasrahan

Banyaknya tekanan yang diberikan oleh pemerintah Mesir kepada IM selama 84 tahun ternyata tidak membuat organisasi ini makin mengendurkan agresifitas dakwahnya. Teladan para Qiyadah berupa ke syahidan membawa dampak yang sangat luar biasa kepada para jundi-jundi dakwah yang ada di basis. Ketika diatas tanah Mesir IM ditolak oleh pemerintah maka strategi bawah tanah menjadi pilihan paling realistis. Semakin banyaknya tekanan yang diterima makin kuat pula kesabaran dalam merespon tekanan. Sehingga kesabaran dalam berstrategy menjadi hal yang sangat mutlak. 

IM tidak akan mungkin besar dan memenangkan pemilu Mesir jika mereka hanya pasrah ketika mendapat perlakuan dzalim dari penguasa. Tentunya IM sangat tahu jika kemenangan bukan berasal dari hal macam itu (kepasrahan), kemenangan itu hanyalah dapat diraih dengan kesabaran dalam menjalankan strategi dakwah. Kenapa organisasi seperti IM yang di labeli pemerintah Mesir sebagai organisasi terlarang malah memiliki basis paling kuat dan paling militant di Mesir? Jawabannya adalah pada Wasail (perangkat) dakwah IM yang mutlak. Dan wasail ini tentunya ketika berproses membutuhkan waktu.

Imam syahid Hasan al-Banna [3] menjelaskan bahwa wasail IM ada tiga, yakni “Iman yang dalam, Takwin (pembentukan pribadi muslim) yang jeli, dan amal yang berkesinambungan”. Inilah dasar dari strategi IM untuk membentuk basis yang kuat dan militant. Iman yang mendalam akan membentuk pribadi kader yang tidak akan takut akan segala apapun kecuali Allah. Tidak juga membuat mereka malu untuk berdakwah ditengah msayarakat. Takwin yang jeli akan membentuk pribadi-pribadi kader memiliki sepirit Muslim Negarawan/Pemimpin yang soleh. Takwin adalah kunci produksi kader untuk di-distribusikan kepada titik-titik strategis sosial kemasyarakatan. Sedangkan Amal yang berkesinambungan adalah kunci dari kedekatan masyarakat kepada kader dakwah. karena amal bagi kader dakwah tidak sempit hanya pada amal yg sifatnya untuk diri sendiri. Kader dakwah harus mampu beramal sosial sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat dakwah.

Ketika IM bersabar selama 84 tahun, maka bukan berarti IM pasrah. 84 tahun adalah waktu yang digunakan IM untuk memproduksi kader dengan kuantitas besar dengan kualitas bagus. Sehingga ketika Mubarok jatuh ketika revolusi 25 januari 2011, Hanya IM yang siap untuk memegang pemerintahan transisi. Ini dikarenakan IM punya segala sumberdaya yang siap pakai. Baik itu jumlah masa (hasil dari amal), kredibilitas kadernya yang teruji di pemerintahan (hasil dari taqwin), dan mental yang kuat dalam mengusung perubahan (hasil dari keimanan yang dalam). Masyarakat Mesir seakan-akan di “skak mati” oleh pesona IM. Sehingga hanya ada 2 pilihan bagi masyarakat mesir. Bersama Ahmed Syafiq yang antek Mubarok atau bersama Dr. Mohammed Morsy yang Islamis? Tentunya angin sejuk akan lebih berhembus ke Morsy, dan itu benar.

Tantangan Terbesar itu adalah “Hari Ini”

Beban berat kini ada pada Dr. Muhammed Morsy dan Ikhwanul muslimin. Beban berat itu berupa rakyat yang jumlahnya sebanyak 50 juta jiwa dengan segala masalahnya. IM tentunya tahu, jika meyakinkan masyarakat akan kerja IM dalam menghadapi keadaan mesir yang tidak kondusif, tidak semudah meyakinkan kader IM dalam kesabaran. IM mau tidak mau harus mampu meyakinkan masyarakat jika memang mereka lebih baik dari Mubarok. Karena jika gagal, bukan hanya kursi Dr. Muhammed Morsy yang akan direbut oleh kelompok politik non-IM. Tetapi lebih dari itu, tingkat kepercayaan masyarakat atas Islam yang menjadi solusi akan makin terdistorsi.

Semoga Allah swt memberikan ketabahan dan kebarokahan bagi saudara kita yang ada dibelahan bumi Mesir. Dan semoga, efek dari kemenangan Dr. muhammed Morsy dapat menambah semangat parai da’i yang ada di Indonesia. Membuat jiwa-jiwa dan hati ini makin yakin, jika Islam adalah solusi terbaik dalam menyelesaikan segala permasalahan dunia. Wallahu’alam

Daftar Pustaka 
1. Abbas as-Sisiy. 2001. Ikhwanul Muslimin dalam Kenangan. Gema insani Press: Jakarta 
2. Antara news. 2012. Organisasi Terlarang Mesir Itu Akhirnya Berkuasa 
3. Hasan al-Banna. 1997. Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimun. Intermedia: Solo
Selengkapnya...

Jumat, 27 April 2012

SEKULARISME “PLUS” DAN POST-ISLAMIS


Istilah sekularisme “plus” yang jadi judul tulisan diatas sebenarnya penulis ambil dari ide nyeleneh seorang Ulil Abshar Abdallah dalam makalahnya yang berjudul “Revolusi Post-Islamis di Dunia Islam”. Istilah yang nyeleneh ini sebenarnya merupakan gambaran mengenai habitat baru yang menjelaskan hubungan antara Islam dan negara yang cukup aneh belakangan ini, terutama di negara-negara muslim yang berfaham sekuler.

Dikatakan aneh karena hubungan antara gerakan Islamis dan negara yang dulu sangat kaku dan kesannya saling bertentangan, saat ini malah mengalami hubungan yang sangat mesra. Bahkan hubungan yang terjadi diantara keduanya memugkinkan terjadinya proses simbiosis yang saling menguntungkan. Walau kenyataan dilapangan tidak dipungkiri masih ada rasa saling curiga.

Mempertentangkan Demokrasi dengan Sekularisme 

Asal muasal istilah sekularisme “plus” sebenarnya dilatarbelakangi dari hadirnya jembatan yang menghubungkan antara gerakan Islamis yang menurut Fealy dalam Muhtadi (2012), sebagai gerakan yang sangat gigih memperjuangkan formalisasi syariat Islam secara kaffah melalui instrument negara, dengan rezim pemerintahan penganut konsep negara sekuler yang ber-moto-kan “agama untuk Tuhan sedangkan negara untuk semua” (‘Imarah, 1998).

Jembatan  penghubung atas kekakuan yang selama ini menjadi jurang antara konsep Negara agama dan Negara bangsa salah satunya adalah demokrasi. walau sebenarnya masih ada kelompok-kelompok Islamis yang menolak demokrasi, namun jumlahnya sangat minim. Assyaukanie (2011), menyatakan bahwa hanya kelompok-kelompok kecil radikal yang belum bisa menerima demokrasi. 

Demokasi kini dinilai sebagai alat yang sangat baik bagi kalangan Islamis. karena menurut Dahl dalam Chrisnandi (2010), demokrasi dapat menjamin hak-hak fundamental warga-negaranya yang tidak dapat diberikan oleh rezim non-demokratis yang otoriter. Karena memang susahnya proses Islamisasi selama ini dikarenakan sikap keras pemerintah akibat ngototnya kaum islamis yang ingin memformalisasikan Islam dalam institusi Negara.   

Bahkan dengan makin “ke-tengah-nya” gerakan Islam akibat menerima demokrasi. lambat laun gerakan Islamis juga mulai menikmati buah dari demokrasi. Sehingga muncul rasa nyaman untuk terus hidup dalam system ini. Karena berkat demokrasi, kelompok-kelompok Islam dapat menyeruak ke ruang-ruang public dan memunculkan kebangkitan agama (Assyaukanie, 2011).

Selain itu, keterbukaan inilah yang akhirnya menyebabkan institusi Negara juga memperlunak tekanan terhadap gerakan Islam. Karena memang secara perlahan kaum Islamis juga menentukan kehidupan bernegara karena ikut dalam pemerintahan. Dan dititk inilah varian baru dalam sekulerisme lahir. Yang diistilahkan oleh Ulil Abshar (2011), sebagai sekularisme “plus”. Yakni sekularisme dalam pengertian negara yang netral terhadap agama.

Meminjam Istilah Stephan dalam Abshar (2011), sekularisme “plus” dapat diterjemahkan dalam bentuk twin toleration. Yakni, negara menoleransi agama dan bersikap netral terhadapnya. sebaliknya agama tak memaksakan sebuah “ideologi komprehensif” (istilah dari John Rawls) tertentu kepada negara. Tak ada permusuhan antara kedua belah pihak di sini; sebaliknya terjadi kerjasama atau kesepakatan antara keduanya untuk saling membantu.

Kelahiran Post-Islamis dari rahim Sekularisme “plus”

Penulis berkesimpulan bahwa sekularisme “plus” sebenarnya merupakan sebuah habitat yang paling baik bagi gerakan Islam garis tengah (Moderat). Karena demokrasi yang dianut oleh pemerintah menguntungkan aktifitas dakwah kelompok ini, baik itu keuntungan aktifitas politikya maupun dakwah culturalnya. Sehingga mengakibatkan kelompok ini mau tidak mau harus bisa lebih dalam lagi terjun kedalam demokrasi untuk meraih kekuasaan.

Namun seringkali usaha Islamisasi pemerintahan yang dilakukan oleh kelompok Islam moderat sangat sulit. Karena jika kelompok Islam Moderat ingin berdampak besar dalam mengatur negara. Mereka mau tidak mau harus mengikuti budaya demokrasi dengan mengikuti elektoral. Dan dititik inilah dilema kelompok Islamis mulai nampak. Memilih untuk tetap pada pola-pola otentik “Islamis” atau cenderung pragmatis (Munandar, 2011). Pilihan-pilihan tersebut tentunya akan berimbas terhadap jumlah konstituen dan political opportunity structure dari kelompok Islamis. 

Prof. Greg Fealy dalam pengantarnya pada buku “Dilema PKS: Suara dan Syariah” karya Burhanuddin Muhtadi (2012), menjelaskan bahwa kelompok Islamis pada akhirnya mengabaikan agenda dan cita-cita ideologis mereka dalam memperjuangkan tegaknya Negara Islam. dan pada perkembangan berikutnya, mereka lebih menekankan nilai-nilai substantive Islam dan mengedepankan agenda yang universal terkait dengan isu-isu tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih dari korupsi serta pertumbuhan ekonomi.

Dengan makin melunaknya kelompok Islamis terhadap konsep Negara bangsa. Menandai bahwa telah terjadinya loncatan ideology, dari semula yang Islamisme menuju Post-Islamisme. Loncatan ini sekali lagi merupakan bentuk dari adaptasi dengan lingkungan sosial-politik yang dipilih oleh gerakan Islamis untuk bisa mendominasi ruang-ruang public (Assyaukanie, 2011). Atau dengan kata lain, pilihan perjuangan kelompok post-Islam lebih kepada “pencitraan” kader dakwah yang professional dan sukses dalam mengelola Negara. Sehingga istilah “Islam adalah solusi” tetap dapat terealisasi walau hanya secara substantive, Seperti kerja AKP di Turky yang sangat dicintai masyarakat sekuler.

Post-Islamis: Antara Sekularisme Klasik dan Teokrasi 

Sebelum berbicara lebih jauh mengenai post-Islamisme , alangkah baiknya jika berbicara mengenai habitat asli dari post-Islamis. kelompok post-Islamis biasanya hidup di lingkungan kental nuansa sekularisme. Namun sesungguhnya habitat asli dari post-Islamisme adalah Sekularisme “yang tertundukkan” atau “sekularisme plus”. Sehingga salah jika mengatakan gerakan Post-Islam adalah budak Sekularisme.

Meurut Ulil Abshar (2011), Post-Islamisme sama sekali tidak sekular, bahkan tetap menunjukkan sentimen negatif kepada setiap bentuk ekspresi sekularisme, tetapi dia juga menolak teokrasi dan penerapan platform ideologis-keagamaan, seperti hukum syariah, secara kaku dalam kenyataan politik sehari-hari. 

Yang perlu digaris bawahi, gerakan post-islami tidak dalam artian menolak hukum syariah, yang ditolak oleh mereka adalah hukum syariah yang kaku dan tidak sesuai dengan realitas politik. Karena bagaimanapun gerakan post-Islami masih sangat berkaitan dengan lingkungan sekularisme. Lingkungan yang dimana hukum merupakan nota kesepakatan bersama yang diproduk melalui konstitusi (Matta, 2002). Sehingga jika terjadi pemaksaan akan nilai-nilai Islam kedalam Negara, dikhawatirkan akan menyulut kembali pertikaian lama yang “kontra produktif” tentang konsep Negara.

Sekularisme di ujung tanduk

Mungkin sampai saat ini masih banyak yang bertanya, apa keuntungan dari gerakan post-Islamis terhadap perkembangan dunia Islam? Mengingat post-Islam seakan-akan terkurung dalam bingkai sekularisme. Bahkan kesannya menafikan hukum agama dalam mengatur urusan pemerintahan. Bagi penulis pertanyaan kritis semacam ini memang sangat perlu diajukan untuk menguji kelayakan gerakan post-Islam.

Sangat tidak tepat sebenarnya jika mengatakan bahwa gerakan post-Islam disandera oleh sekularisme. Karena kenyataan yang terjadi, sekularisme lah yang tersandera oleh post-Islam. Seperti menurut Munandar (2011), gerakan post-Islam memang seringkali mengambil langkah-langkah pragmatis, namun tanpa keluar dari bingkai idealismenya. Sebagai contoh adalah gerakan post-Islam di turki yang berhasil menyandera pengertian sekularisme koersif yang dikawal oleh militer, menjadi sekularisme yang aman terhadap agama (Assyaukanie, 2011). Sehingga AKP sampai saat ini tidak bisa diutak-atik oleh para kemalisme. 

Dengan demikian, sangat Nampak jika sekularisme klasik sudah berada diujung tanduk dan siap digantikan oleh sekularisme “plus” yang masih lebih ramah terhadap gerakan Islamisme. Selain menyingkirkan makna dari sekularisme klasik, gerakan post-Islam yang memanfaatkan demokrasi sebenarnya sedang membangun peradaban Islam yang kokoh. Detailnya seperti apa?

Menurut Muhtadi (2011), stabilitas demokrasi ditentukan oleh dua unsur yang sekilas tampak kontradiktif. Pertama, unsur ‘aktif’ yang merekomendasikan adanya partisipasi politik warga dan keterlibatan politis (political engagement). Kedua, unsur ‘pasif’ yang meniscayakan adanya budaya politik yang toleran secara politik dan sikap percaya antarwarga (interpersonal trust).

Kombinasi apik dua unsur aktivisme dan pasifisme demokrasi ini, menurut Almond dan Verba (1963), akan membentuk kultur politik yang moderat yang akan memberikan garansi bagi terkonsolidasinya sebuah rezim demokrasi. Teori inilah yang menjadikan AKP di Turki sangat kuat, karena rezim demokrasi yang dipegang oleh kaum Reformis Islam telah mengalahkan kedigdayaan kemalisme.

Dan pertanyaan berikutnya, apakah gerakan post-Islam akan berubah kembali menjadi Islamisme ketika masyarakat memutuskan untuk memberikan dukungan penuh dalam electoral terhadap gerakan Islam? Wallahu’alam

Daftar Pustaka

Abshar, Ulil. 2011. Revolusi Post-Islamis di Dunia Islam. Makalah Jaringan Islam Liberal (JIL), Jakarta.

Assyaukanie, Luthfi. 2011. Pembaruan Agama dan Sekularisasi dalam Islam. Makalah Komunitas Salihara, Jakarta: 9 hal. Tidak dipublikasikan

Chrisnandi, Yuddy. 2010. Strategi kebangsaan Satrio Piningit 2014. Ind Hill Co. Jakarta. 238 hal

‘Imarah, Muhammad. 1998. Perang Terminologi Islam versus Barat. Robbani press. Jakarta. 302 hal

Matta, Anis. 2002. Menikmati Demokrasi. Pustaka Saksi. Jakarta. 187 hal

Muhtadi, Burhanuddin. 2011. Demokrasi Zonder Toleransi Potret Islam Pasca Orde Baru. Makalah Komunitas Salihara, Jakarta: 13 hal. Tidak dipublikasikan

Muhtadi, burhanuddin. 2012. Dilema PKS Suara dan Syariah. KPG. Jakarta. 307 hal

Munandar, Arif. 2011. Antara Jemaah dan Partai Politik: Dinamika Habitus Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dalam Arena Politik Indonesia Pasca Pemilu 2004. Disertasi Pascasarjana UI, Depok: 45 hal. Tidak dipublikasikan
Selengkapnya...

Kamis, 22 Maret 2012

BBM (Benar-Benar Menyengsarakan) Rakyat!

“Maafkan kedua orangtuamu, kalau tak mampu beli susu, BBM naik tinggi susu tak terbeli, orang pintar tarik subsidi, mungkin bayi kurang gizi”(Galang Rambu Anarki by Iwan Fals)

Jika kita merenungi lirik lagu Iwan fals diatas, maka tergambarlah kondisi rakyat kecil Indonesia saat ini. Hidup mereka digambarkan oleh Iwan Fals dengan penuh penderitaan dan penuh penindasan. Bagaimana tidak, bertubi-tubi rakyat kecil dihajar terus menerus dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak pro akan nasib mereka. Mereka orang kecil selalu dipaksa banting tulang bukan saja untuk mempertahankan kehidupan mereka sendiri, tapi juga untuk ratusan juta orang Indonesia lain yang tidak sadar. Tidak sadar kalau mereka hidup dari pengorbanan rakyat kecil.

Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan dimulai pada 1 April 2012 nanti merupakan pukulan keberikutnya dari Pemerintah yang akan diterima oleh rakyat Indonesia. Pemerintah Indonesia yang dinahkodai oleh duet SBY-Boediono dirasa sudah putus asa menghadapi kemelut ekonomi dunia yang berdampak pada Negara Indonesia. Sehingga dengan keterputusasaan itu Pemerintah meminta rakyat Indonesia untuk kembali bersabar membantu meringankan beban Negara. Yang tidak lain beban Negara yang dimaksud adalah rakyat Indonesia itu sendiri.

Karena yang harus kita mengerti, akar masalah kenaikan BBM sebenarnya adalah pada jebolnya APBN, yang dikarenakan terlalu besarnya pengeluaran Pemerintah, terutama pada pos anggaran subsidi di APBN 2011. Sehingga kesimpulan yang ditarik oleh Pemerintah Indonesia, jebolnya APBN saat ini dikarenakan oleh rakyat. Karena Pemerintah merasa APBN Negara ini terlalu besar porsi pengeluarannya untuk subsidi rakyat. Sehingga dirasa perlu dikurangi porsinya untuk menyelamatkan keuangan Negara. Oleh karena itu Pemerintah menawarkan dua opsi yang sangat membebani pikiran rakyat saat ini. Kedua opsi yang ditawarkan tersebut yakni menaikkan harga BBM atau mengurangi subsidi bagi rakyat

Omong-kosong kenaikan BBM

Ada tiga alasan besar yang sebenarnya melatarbelakangi keinginan Pemerintah menaikan harga BBM di awal april nanti. Seandainya ingatan kita kuat, pasti ketiga alasan ini pernah kita dengarkan dikenaikan BBM ditahun-tahun sebelumnya. Karena alasan yang diberikan memang sangat kelasik. Ketiga alasan itu yakni Pertama, Pemerintah menaikkan harga BBM dikarenakan jumlah produksi minyak mentah Indonesia tidak sesuai harapan (defisit). Jumlah minyak yang diproduksi tidak mencukupi untuk kebutuhan dalam negeri.

Alasan yang kedua, Pemerintah merasa perlu menaikan BBM karena harga minyak dunia terus merangkak naik. Dalam asumsi anggaran pada APBN 2012 harga minyak mentah Indonesia (ICP) ditaksir hanya sebesar US$ 90 per barel. Kenyataan yang terjadi dilapang ICP terus naik. Dari januari-february saja ICP ada diangka US$ 116 per barel dan angka ini diprediksi akan naik kembali hingga menembus angka US$ 120 per barel.

Ketiga, menurut survei yang dilakukan Pemerintah, distribusi BBM bersubsidi tidak tepat sasaran. Menteri ESDM Jero Wacik menyatakan bahwa 77% pengguna BBM bersubsidi merupakan golongan masyarakat menengah keatas dan sisanya baru masyarakat golongan menengah kebawah. Sehingga Pemerintah merasa kebijakan subsidi sangat merugikan Negara. Kalau subsidi terus diberikan maka akan merugikan hak rakyat kecil

Dari ketiga alasan yang diberikan pemerintah, menurut penulis semua alasan tersebut hanyalah omong-kosong belaka. Karena kalau kita bedah satu persatu alasan tersebut, maka kita akan mendapati faktor-faktor yang menjadi sebab keaikan BBM asal-muasalnya berawal dari burukya kebijakan pemerintah disektor migas. Pada alasan pertama, Pemerintah benar kalau mengakui produksi minyak Indonesia turun. Tapi pertanyaannya kenapa bisa turun?. Ada beberapa alasan yang bisa menjawab kenapa produksi minyak Indonesia turun. Pertama, dari data Kementerian ESDM tahun 2009, produksi minyak Indonesia yang diproduksi oleh Pertamina hanya sebesar 13,8%. Sisanya dikuasai oleh swasta asing seperti Chevron (41%), Total E&P Indonesie (10%), Chonoco-Philips (3,6%) dan CNOOC (4,6%).

Kedua, dari penelitian US Geological Survey Oil & Gas Journal (1995-2000) didapati fakta bahwa cadangan minyak Indonesia hanya mampu ditambang 10-15 tahun lagi saja. Dan anehnya Kementeriaan ESDM Indonesia baru akan menarget porsi operator perusahaan nasional dalam produksi BBM hingga 50% baru ketika tahun 2025. Dan Ketiga, usaha Pemerintah untuk mengurangi ketergantungan rakyat pada BBM dengan cara konversi BBM ke energy non-BBM sangat setengah hati. Biaya yang ideal untuk konversi BBM ke BBG sebenarnya Rp. 2,9 T, tapi kenyataannya pemerintah hanya mengucurkan biaya untuk konversi senilai Rp. 960 M. kebijakan ini sangat aneh, mengingat cadangan minyak Indonesia terancam akan habis.

Hampir sama dengan alasan pertama, alasan yang kedua pemerintah menaikan BBM sangat omong-kosong. Karena pemerintah seakan-akan menuduh jebolnya APBN dikarenakan tingginya subsidi untuk rakyat. Kalau kita bedah APBN 2011 dan APBN 2012, akan kita temui angka-angka yang sangat menyakitkan. Pada APBN 2011, persentase jumlah subsidi pada APBN menduduki peringkat pertama yakni 26,12%. Sedangkan pada APBN 2012, persentase subsidi untuk rakyat berada pada peringkat kedua yakni 20,64%. Pos apakah yang mendapatkan porsi tertinggi?, pada APBN 2012 persentase tertinggi dijatah untuk keperluan belanja pegawai, yakni 22,37%. Jadi wajar, kalau pejabat kita kehidupannya makin mewah. Bangku wakil rakyatpun impor dan menelan dana hingga miliaran. Sehingga pertanyaanya berikutnya adalah siapa yang sebenarnya membebani APBN?

Untuk alasan yang ketiga, Pemerintah menyatakan bahwa distribusi subsidi BBM selama ini tidak tepat sasaran, sehingga subsidi perlu dikaji kembali. Tapi anehnya, permasalan ini belum dikaji ulang tapi harga BBM sudah akan naik di awal April nanti. Alasan Pemerintah mengenai tidak tepatnya distribusi subsidi BBM saat ini bagi penulis juga omong-kosong belaka. Karena yang harusnya paling bertanggungjawab akan kesalahan distribusi ini murni Pemerintah. hal ini dikarenakan kebijakan distribusi BBM bersubsidi tidak diikuti dengan tersedianya perangkat hukum mengenai standarisasi dan levelisasi konsumen yang berhak mendapatkan BBM bersubsidi. Sehingga wajar jika banyak orang kaya dengan mobil mewah lebih memilih menggunakan premium ketimbang pertamax. Karena memang tidak ada aturan pasti di level konsumen.

Jujurlah pada rakyat
Menurut Guru besar FEB Universitas Brawijaya yang juga direktur Indef, Prof. Ahmad Erani Yustika dalam opininya yang dimuat di Indonesia Finance Today dengan judul Struktur APBN dan kenaikan harga BBM, dijelaskan bahwa tanpa kenaikan BBM di awal April nanti pun tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia akan merosot 0,3% hingga 0,6% (6,1%-6,3%). Sehingga jika terjadi kenaikan BBM, maka penurun pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih ekstrim, yakni turun ke angka 5,5% hingga 5,7%, padahal sebelumnya pemerintah dalam revisi asumsi APBNP memprediksi hanya akan turun ke angka 6,5%.

Drastisnya kemerosoton pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat mungkin terjadi diakibatkan BBM yang naik, bahkan kemerosotonnya sangat mungkin jauh dibawah prediksi pemerintah. Sebab kenaikan harga BBM akan memunculkan inflasi yang dampaknya akan menyebabkan kenaikan semua biaya kebutuhan masyarakat. Hal inilah yang nantinya akan mengakibatkan daya beli masyarakat turun. Sehingga para investor enggan untuk berinvestasi.

Bahkan Indef memprediksi jika skema kenaikan BBM ini tetap dilakukan oleh pemerintah, Indonesia nantinya malah akan mendapati kerugian yang cukup besar. Karena dengan skema yang dijalankan pemerintah, penghematan yang diperoleh hanya sekitar Rp 30 triliun, padahal dengan merosotnya pertumbuhan ekonomi sebesar 0,6% (resiko maksimal pemerintah) maka sama halnya dengan kehilangan PDB sekitar Rp 70 triliun.

Sangat aneh sebenarya jika harus membenarkan skema kenaikan BBM yang akan dilakukan pemerintah. Mengingat dampak ekonomi maupun sosial yang mungkin akan terjadi ketika BBM naik akan sangat mendzholimi masyarakat. Seharusnya pemerintah sedari dulu jujur kepada masyarakat jika mengalami kesulitan dalam mengelola keuangan Negara. Sehingga tidak perlu mengkambing hitamkan jebolnya APBN karena subsidi yang membengkak. Memang sudah sewajarnya jika rakyat itu harus terus disubsidi oleh pemerintah. Karena kalau subsidi itu tidak ada, maka pemerintah telah mengkhianati amanat UUD 1945 pasal 33.
Selengkapnya...

Kamis, 15 Maret 2012

DOWNLOAD KAJIAN KENAIKAN BBM KP PD KAMMI MALANG

Download kajian di sini

Kenaikan harga BBM per 1 April 2012 memicu banyak reaksi dari seluruh elemen masyarakat. begitu juga dengan elemen mahasiswa yang selama ini getol mengawal segala kebijakan pemerintah yang digawangi oleh SBY-Boediono. segala reaksi yang terjadi tidak lain tentunya berasal dari pemikiran kritis atas kinerja dari pemerintah yang dirasa tidak mampu melindungi segenap kepentingan rakyat.

banyak alasan pemerintah menaikkan BBM. kalau disimpulkan, paling tidak ada tiga alasan pemerintah menaikan harga BBM. pertama, produksi minyak Indonesia turun. kedua, makin tingginya kenaikan harga minyak dunia, dan ketiga, subsidi BBM tidak tepat sasaran. tapi apakah benar ketiga alasan ini mampu dipertimbangkan menjadi alasan "yang paling benar" untuk menaikan BBM? coba di download kajian ini
Selengkapnya...

Rabu, 01 Februari 2012

Download eBook Karya Pemikir-Pemikir Islam Kontemporer

jika saya menganalisa ketajaman fikriyah kader harokah dakwah saat ini, terutama kader tarbiyah yang ada di kampus, maka saya akan mendapati sebuah hasil penilaian yang mungkin agak buruk. belakangan ini saya melihat, banyak sekali kader dakwah yang tidak memiliki minat untuk membaca berbagai literatur yang sebenarnya sangat penting untuk rujukan dakwah. mungkin ada 4 hal yang melatarbelakangi mundurnya minta baca ini. yang pertama dikarenakan tidak adanya meteri bacaan yang dikarenakan sulitnya mencari buku-buku gerakan Islam, terutama buku-buku karangan ulama lawas.

yang kedua, mundurnya minat baca dikalangan kader dikarenakan beberapa kader sudah menganggap materi tarbiyah yang tersaji dalam buku-buku "saku" (intisari-intisari materi) sudah mencukupi untuk bekal bersyiar. yang ketiga, makin sibuknya kader dakwah dengan agenda akademik. sehingga ketika harus memilih bahan bacaan, tentunya buku-buku yang berkaitan dengan disiplin ilmu lebih menjadi prioritas. dan yang keempat, tidak adanya minat pada kader dikarenakan kader tersebut memang tidak memiliki gairah membaca, dan jenis kader yg terakhir ini merupakan yang paling berbahaya bagi dakwah.

salah satu solusi yang paling baik dalam memecahkan permasalahan minat baca kader yakni dengan mendistribusikan bahan bacaan, baik itu berupa buku, ebook, dan jenis bahan bacaan lainnya. oleh karena itu, saya disini ingin memberikan sedikit beberapa bahan bacaan ke teman-teman semua yang ingin menambah wawasan mengenai pemikiran-pemikiran ulama kontemporer. berikut daftar bacaan yang bisa teman-teman download:

1. Sayyid Qutb: Masa Depan di Tangan Islam dan Petunjuk Sepanjang Jalan
DOWNLOAD DI SINI
2. Hasan al Banna: Dakwah Kita, Himpunan Risalah Hasan al Banna, Usrah dan Dakwah DOWNLOAD DI SINI
3. KH. Rahmat Abdullah: Untukmu Kader Dakwah
DOWNLOAD DI SINI
4. Dr. Yusuf Qhardawi: Fiqh Prioritas
DOWNLOAD DI SINI

Semoga link Download ini bermanfaat. ayo kita budayakan membaca!

Selengkapnya...

Sabtu, 28 Januari 2012

DOWNLOAD JURNAL "Gerakan IM Dan Dakwah di Indonesia"

Download jurnalnya di sini

Pengantar dari saya:

Waktu di antara penghujung tahun 2011 dan di awal tahun 2012, banyak sekali diisi dengan kejadian besar yang mewarnai sejarah umat manusia. salah satu kisah besar itu yakni revolusi Islam di dunia Arab. kenapa saya mengatakan peristiwa-peristiwa tersebut sebagai "revolusi Islam"? bukankah revolusi di dunia arab terjadi secara alami dikarenakan rakyat bosan dengan kediktatoran pemimpin-pemimpin mereka?, bagi saya banyaknya revolusi yang terjadi di negeri-negeri arab salah satunya dikarenakan makin besarnya aktivitas harokah Islamiyah di sana. hal ini dibuktikan dengan kemenangan partai-partai Islam pasca revolusi di negara-negara yang mengalami gejolak politik "tsunami Arab". dan kalo ditelusuri lebih lanjut, kebanyakan partai-partai tersebut berinduk pada satu harokah, yakni Ikhwanul Muslimin (disingkat IM).

yang perlu kita semua ketahui, gerakan IM tidak muncul secara tiba-tiba. gerakan ini memiliki sejarah yang sangat panjang dalam gerakan dakwah terutama di dunia arab. gerakan yang di bidani oleh Imam Hassan al Banna ini muncul pertama kali kepermukaan sejak tahun 1928. sudah sangat tua untuk ukuran sebuah organisasi. semenjak Ormas dakwah ini muncul, banyak sekali tantangan dakwah yang dialami oleh ikhwah (sebutan kader IM) mesir. baik itu berupa pembredelan, pembekuan, bahkan pembunuhan terhadap para pimpinannya. luka sejarah yang didapati dalam pertempuran inilah yang menyebabkan IM menjadi harokah Islam paling tangguh di dunia Arab.

IM dalam sejarah pergerakannya ternyata tidak hanya mengurusi persoalan-persoalan bangsa mesir. IM juga banyak mengurusi jaringan dakwah di luar mesir. sehingga IM identik dengan gerakan dakwah Transnasional. bahkan, kalau seandainya kita membaca buku-buku sejarah Bangsa Indonesia, maka kita juga akan menemui ikatan antara IM dan revolusi bangsa Indonesia ditahun 1945. seperti apa hubungan antara Indonesia dan IM dimasa dahulu? baca jurnal di atas
Selengkapnya...