Download

Senin, 17 Mei 2010

UNTUKMU PAHLAWAN REFORMASI

Mahasiswa takut pada dosen
Dosen takut pada dekan
Dekan takut pada rektor
Rektor takut pada menteri
Menteri takut pada presiden
PRESIDEN TAKUT PADA MAHASISWA
(Taufiq Ismail dalam M.A.J.O.I)

Masih ingatkah kita dengan Hafidhin Royan, Elang Mulya Lesmana, Heri Hartanto, dan Hendriawan? masih ingatkah kita akan cita-cita besar mereka untuk bangsa Indonesia? bila kita memang lupa dengan nama-nama di atas mungkin masih bisa dimaklumi. Karena mereka memang tidak butuh dikenang dan tenar. Tapi kalau kita sampai lupa akan cita-cita mereka, kita harus banyak muhasabah. Mereka berempat adalah para mahasiswa trisakti yang gugur sebagai pahlawan reformasi. Berkorban nyawa demi membebaskan ratusan juta rakyat indonesia dari jerat dan belenggu penindasan.

12 tahun silam mereka berempat dan ribuan mahasiswa indonesia lainnya berteriak lantang ”TURUNKAN HARGA” atau ”TURUNKAN SUHARTO DAN KELUARGA” di jalanan-jalanan ibukota. kata-kata itu terus menerus di kumandangkan dan diteriakan. Hingga akhirnya teriakan-teriakan tadi melahirkan sebuah gelombang besar yang siap menerpa para penguasa. Suharto dan kroni-kroninya memang sangat layak untuk segera diturunkan dari jabatannya. Karena mereka sudah terlalu lama terbuai dengan harta haram hasil dari menipu rakyat. Aksi mahasiswa tahun 1998 akhirnya membuat Suharto memutuskan untuk mundur dari jabatanya sebagai presiden republik Indonesia.

Mendengar keputusan mundur suharto direspon sangat luar biasa oleh semua rakyat indonesia, terutama para mahasiswa. Rantai-rantai yang membelenggu kebebasan akhirnya putus. Semua orang berhak mendapatkan apa yang menjadi haknya. Para mahasiswa puas. karena aksi balas dendam akan kematian kawan-kawan mereka telah terbalaskan. Saking gembiranya rakyat indonesia merayakan kejatuhan suharto, kita semua melupakan visi dan misi reformasi itu sendiri. Semua orang terjebak akan momentum. Gerakan perlawanan yang awalnya didasari oleh hati nurani kini telah berubah menjadi politisasi gerakan.

Apakah setelah jabatan presiden dilepas suharto masyarakat indonesia merasakan indahnya reformasi? TIDAK!. Karena pasca runtuhnya suharto pemimpin-pemimpin yang mengisi pos-pos pemerintahan tetaplah orang-orang yang berasal dari orde baru. Kenapa hal itu bisa terjadi? Karena mereka para mahasiswa, kaum yang mencetuskan ide reformasi tidak ada yang mau menduduki posisi-posisi strategis. Mereka lebih memilih kembali ke kampus dan menyerahkan urusan politik pada para politikus. Maka hilanglah cita-cita reformasi tanpa disadari.

untungnya Pasca tumbangnya suharto masih ada beberapa elemen mahasiswa yang terus melakukan pengawasan akan jalannya reformasi. mereka yang sadar selanjutnya melakukan sebuah penyatuan akan visi reformasi. Hingga lahir lah ENAM VISI REFORMASI. Point-point dari 6 visi reformasi tersebut adalah adili suharto dan kroni-kroninya, tegakan supermasi hukum, cabut dwifungsi ABRI, amandemen UUD 1945, otonomi seluas-luasnya, budayakan demokrasi yang sehat dan egaliter serta hapus budaya KKN.

12 tahun sudah kita hidup di era yang katanya era reformasi. Dalam jangka waktu yang cukup lama tersebut. Apakah enam visi reformasi telah tercapai? Tentunya ada yang sudah dan ada yang belum. Hanya 2 saja dari 6 visi reformasi yang telah goal. Kemanakah 4 lainnya? kita sebagai mahasiswa sebenarnya harus sadar kalau selama 12 tahun sejak tragedi 12 mei 1998 negeri ini sebenarnya belum melakukan reformasi apapun.sehingga wajar sebenarnya kalo bangsa ini disebut sebagai bangsa berkeperibadian melodramatik. Mudah lupa!

Pasca runtuhnya suharto, secara terus menerus kita di pimpin oleh presiden-presiden yang punya ”hayalan-hayalan besar”. Namanya juga hayalan, hanya berbekas di kepala. Tidak menjalar keperut-perut mereka yang kelaparan di sudut-sudut kota. Dan mereka semua (presiden-presiden pasca suharto) mungkin sudah lupa dengan semua gugatan 12 tahun silam tersebut. Padahal dulu mereka adalah orang-orang yang mengaku reformis. Ternyata sama deformisnya dengan orang-orang orde baru. Karena penyakit lupanya para pemimpin kita, maka pada tahun 2008, elemen-elemen mahasiswa MEREFORMASI tuntutan 6 VISI REFORMASI menjadi TUJUH GUGATAN RAKYAT (tugu rakyat). Yakni menasionalisasi aset strategis bangsa; mewujudkan pendidikan dan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan merata bagi seluruh rakyat indonesia; tuntaskan kasus BLBI dan korupsi suharto beserta kroni-kroninya sebagai perwujudan kepastian hukum di Indonesia; Kembalikan kedaulatan bangsa pada sektor pangan, ekonomi dan energi; Menjamin ketersediaan dan keterjangakauan harga kebutuhan pokok bagi rakyat; Tuntaskan reformasi birokrasi dan berantas mafia peradilan; Selamatkan lingkungan Indonesia dan tuntut Lapindo Brantas untuk mengganti rugi seluruh dampak dari lumpur Lapindo. Pereformasian 6 visi reformasi diharapkan dapat mengingatkan para penguasa saat ini. Kalau agenda reformasi belum tuntas. Bahkan PR terkait reformasi makin bertambah.

Tritura di tahun 1966, 6 visi reformasi di tahun 1998, dan yang terakhir adalah tugu rakyat di tahun 2008. apa yang akan terjadi di 2010? Apakah tugu rakyat akan bernasib sama dengan tuntutan sebelumnya, Hilang tak berbekas. Kita harus sadar, kalau angkatan kita belum melakukan apa-apa untuk negeri ini. Kita selalu terjebak akan dinamika-dinamika kosong di kampus. Kita harus kembali membenahi gerakan-gerakan internal mahasiswa. kita harus secepatnya menyembuhkan penyakit-penyakit mahasiswa pasca reformasi: disorientasi gerakan, fragmentasi garakan, tidak memiliki positioning, tidak senergi dan lemah dalam pola serta strategi.

Kawan, Sudah saatnya kita mengepalkan tangan dan mentinjukannya ke cakrawala! Bentuk barisan-barisan kokoh yang rapat! Jangan biarkan tujuh gugatan rakyat lolos dari pengawasan kita! Tahanlah rasa sakitmu kawan! kita saat ini hanya merasakan dinginnya aksi di bawah rintik hujan. Sedangkan mereka angkatan 98, bermandikan darah di bawah rintikan peluru-peluru tajam...

”aku berfikir tentang sebuah gerakan tapi mana mungkin aku nuntut sendirian, aku berfikir tentang gerakan tapi mana mungkin kalau diam?” (wiji thukul)

Tulisan ini kupersembahkan untuk mereka yang rindu kemenangan dan mereka yang turun ke jalan. Yang dengan jiwa raganya mereka mengabdi demi negeri tercinta.

Bumi Arema, 14 Mei 2010
Win ariga Mansur M

1 komentar:

Pena Merangkai mengatakan...

ayo pak,,semangat nulis lg..ganti tema yg ringan-ringan gitu

kunjungi blog ane di
http://penamerangkai.wordpress.com/