Download

Senin, 08 April 2013

DI TOLAK ARJUNO

setapak demi setapak kaki yang telah banyak luka ini menuruni jalur pendakian gunung arjuno. dan di setiap tapakan kaki dikala turun gunung membuat hati ini seakan ikut jatuh di pusaran terbawah dari rasa sesal. ya, rasa sesal yang hadir dikarenkan kaki ini harus turun disaat puncak gunung arjuno belum bisa ku jamah.

ketika petir saling sahut menyahut, di sertai amuk angin yang ingin menghempaskan pohon tak berdaya, seketika ku teringat ayat Allah swt dalam surat Al-Baqarah 216. rasa sesal yang sedari tadi selalu menghantuiku kini berubah menjadi rasa sesal atas sikap penyesalanku. aku sadari, pilihan untuk mundur dari pendakian adalah takdir Allah swt. yang nilai akurasi kebaikannya lebih tinggi dari sekedar ego ku sebagai manusia. 

dan seandainya perasaan sesal itu masih ada, aku rasa itu sikap yang sangat jahat. karena jika memaksakan untuk ke puncak di saat para sahabat kita sudah tidak sanggup mendaki. berarti sama saja dengan sikap ingin menang tapi dengan mengorbankan rasa kemanusiaan. kata-kata "it's not the mountai we conquer but ourselves" sepertinya sangat tepat dan bijak menjadi acuan dikala memilih kondisi seperti yang tim pendakian kami alami di Arjuno.

"boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu", tidak ada pendaki yang tidak kecewa dikala harus memutuskan untuk berhenti mendaki di saat puncak belum dijamah. "dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu". tetapi dikala kondisi dimana harus memilih untuk tetap mendaki ke puncak, padahal resikonya sangat tinggi, bukan hanya untuk diri pribadi tetapi juga untuk tim. mungkin saja rasa sesal yang hadir dikarenakan gagal kepuncak, ternyata masih lebih kecil dari rasa sesal yang hadir disaat diri ini atau sahabat kita menjadi korban atas semua keinginan ego kita. "Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui".

pendakian gunung Arjuno ini merupakan pendakian pertama ku yang gagal. tapi kedepannya sangat mungkin aku akan kembali mengulang pendakian di gunung ini. tentunya dengan persiapan yang jauh lebih matang. dan mungkin lebih memperhatikan saran-saran "mistis", seperti, kata Hananto: "Arjuno itu simbol ke-gantengan, jadi hanya yang ganteng yang bisa sampai puncak, yang ga ganteng kena badai (he3)". kemarin naiknya sama Ukasyah, jadi jelas kena badai, wkwk. mungkin besok naiknya bisa bawa Afghan, Herjunot, atau artis Indonesia yang cakep lainnya. wkwk

terimakasih buat pengalaman yang sangat luar biasa, buat Ukasyah, Hananto Adi, Hilman Arif dan Nugroho Wiratama... 

Tidak ada komentar: