Download

Kamis, 11 April 2013

BAGI RAPORT

kemarin rabu adalah hari yang sangat menegangkan bagi adik-adik yang saat ini duduk dibangku SD. karena pada hari itu ada moment yang biasanya membuat para bocah seperti seakan-akan sedang duduk di bangku pesakitan. yah, moment besar itu adalah moment bagi raport. agenda semesteran yang selalu terjadi berulang-ulang dengan tingkat tekanan yang selalu bervariasi. karena juga tergantung dari tingkat dinamika kelas. yang pinter akan lebih santai jika teman-teman di kelasnya banyak yang ga pinter. tapi, beda kejadiannya jika dia (si pinter) ada dikelas yang isinya pinter semua. 

rabu itu aku sedang berjalan menuju kampus. ketika itu banyak kutemui anak-anak SD yang berjalan berdampingan bersama orang tuanya. macam-macam ekspresi yang terbentuk di wajah anak-anak berseragam putih merah itu. ada yang tertunduk lesu ada juga yang riang seakan tidak terjadi apa-apa di hari rabu itu. ekspresi orang tua mereka juga macam-macam. ada yang sumingrah, ada yang kecut dan bahkan ada yang berjalan dengan tatapan kosong. 

melihat fenomena bagi raport membuat diriku mengenang kembali masa-masa SD. moment bagi raport sangat-sangat menegangkan. apalagi ketika bagi raport pertama kalinya, yakni raport siswa SD kelas 1 caturwulan 1. untungnya ketika moment tersebut aku bisa mendapatkan peringkat 5 dikelas. yah, bagus enggak jelek juga enggak, lumayanlah. ketimbang 2 sahabatku, idham sama siapa lagi lupa namanya, mereka ga naik kelas.

tetapi seungguhnya bagus atau tidak raport yang nilai adalah, orang tua. bagus dapet bakso, jelek dapat semprot. kalo raport ku bagus biasanya aku akan keluar masuk rumah seakan seorang raja yang keluar masuk istana. tapi kalo raport ku jelek, pohon belimbing depan rumah atau pohon belimbing sayur di pertigaan jalan antara keruing dan melur (kota depok) adalah tempat yang paling pas untuk bersembunyi. tapi, biasanya, sejelek-jeleknya raport SD ku, lebih jelek lagi raport SD si Haikal (adik kandung pertama). jadi biasanya haikal bisa dijadikan pengalih isu. he3 

pernah suatu ketika nilai matematika ku mendapat 6. aku benar-benar sangat takut untuk pulang ke rumah. nilai 6 itu sangat mencoreng, bukan hanya untuk ku tetapi juga untuk keluargaku (lebay). wajar, ibu ku seorang guru begitu juga dengan bapak ku. sangat ga asyik rasanya jika ibu ku yang guru di beri nasihat oleh guru-guruku. jadi, setelah pulang sekolah (bagi raport), aku langsung lari. lari ke pohon belimbing sayur di depan kios mak irot. harapannya ibu ku tidak menemukan ku. tapi, ujung-ujungnya juga ketemu. ya iya lah, pohon belimbing sayur tingginya ga sampai 5 meter. gampang banget terlacak.

semprotan itu biasa, karena dengan itu, akhirnya aku punya semangat untuk memperbaiki keadaan. didikan orang tua ku memang sangat keras. maklum, karena kami bersaudara 5 cowok semua. jadi selalu dibiasakan untuk terus bertarung dengan kehidupan. dibiarkan agak bebas tapi dengan sanksi yang keras. bahkan, kalo tangan ga bisa bikin jera kenakalan kami, sapu pun bisa jadi pilihan. tapi memang cara ini cukup ampuh. akhirnya kami ga nakal-nakal banget. minimal ga berani sama orang tua. 

moment bagi raport memang selalu seru. tapi bijak menilai seorang anak baik atau buruk tidak semata-mata dengan nilai-nilai yang tertulis di raport. ada anak yang nilainya bagus-bagus tapi nakal, dan ada pula sebaliknya. raport hanyalah angka-angka yang tidak bisa merepresentasikan tingkat kemanusiaan kita. alagkah baiknya orangtua mengajari kepada anak-anaknya untuk terus belajar. tapi bukan semata untuk juara 1 di kelas. tapi lebih dari itu.

ibu ku pernah bilang, "buat apa juara 1, pinter, prestainya banyak, tapi ga pernah sholat". pintar itu harus seimbang antara apa yang ada di raport dan di kehidupan nyata. pintar itu, seharusnya juga memudahkan kita untuk memilih mana yang benar dan mana yang salah. harapanku, adik-adik kemarin yang baru saja bagi raport, ilmunya yang didapat disekolah dapat membuat mereka hidup lebih dewasa. dan dewasa ini adalah dewasa yang sesungguhnya. bukan dewasa abal-abal. bukan dikatakan dewasa jika anak SD bisa nyanyi lagu cinta dan penampilannya dimirip-miripin sama boy band

Tidak ada komentar: